Namun terlepas dari salah atau benar bail-out century ini, setidaknya ada 5 catatan menurut saya: 1) pansus harus bisa membedakan keputusan bail-out dengan riwayat merger bank century saat itu karena gubernur BI-nya beda, merger dilakukan di zaman Burhanuddin Abdullah sedangkan bail-out dilakukan di zaman Budiono, dan ketepatan Budiono bukanlah pejabat karir di BI sehingga jika Budiono oleh pansus diduga keliru mengambil keputusan maka tidak perlu dikait-kaitkan dengan riwayat merger, 2) keputusan bail-out bisa jadi adalah efek dari kontroversi merger sebelumnya (selain masalah kondisi krisis finansial saat itu) sehingga jika bail-out oleh pansus dianggap salah berarti Budiono termasuk kena getahnya, 3) jangan dulu memasukkan kepentingan politik dalam menginvestigasi masalah ini karena ini adalah ranah finansial, jika dipolitisasi maka yang benar bisa jadi salah dan yang salah bisa terjadi pembenaran, 4) efek sistemik itu masih debateble karena Bank Century tidak selevel Bank Mandiri, whether bail-out affects a rush or not, sepertinya perlu dianalisis lagi hipotesis ini karena selain kejadiannya telah lewat, faktor pemicu (variabel-driven) masih perlu digali dan dibuktikan korelasinya, 5) akhirnya, jangan dulu bail-out itu dianggap percuma, audit dulu fundamentalnya selayaknya financial audit oleh pihak independen non-BPK sebagai pembanding, jika ternyata memang mubadzir, lakukan saja forensic audit, usut dananya dan kembalikan ke kas negara. Jika pansus memperhatikan hal diatas (meskipun berasal dari lembaga politik), berarti dewan kita ini berada di jalan yang benar (InsyaAllah).
http://amirmahmuds.wordpress.com/2009/12/22/mencermati-kontroversi-bail-out-century-versi-pansus/
1 komentar:
Assalamualaikum.
Salam hangat dari anak BEM FMIPA UNDIP...
Bagaimana kabarnya..?
Saya Arsyil menteri NIC (Depkominfo).
Saya yg bertanggungjwb mengenai networking dan IT di BEM FMIPA UNDIP.
Saya dpt link blog ini setelah searching di Google.
Saya link kan blog ini ke blog kami bemfmipaundip.blogdetik.com ..
Posting Komentar